Selasa, 18 Agustus 2009


IK HOUD VAN....

Hujan terus mengguyur sejak tadi siang, Sammy menggerutu sejak tadi, ia memperhatikan teman temannya yang bisa pulang dengan tenang dengan payung di tangan mereka. Ia masih terlihat menyesal, mungkin bila tadi pagi ia menuruti mamanya untuk membawa payung, mungkin sekarang dia sudah sampai di rumah, dan bisa menikmati menu have lunchnya. Kini ia masih menunggu hujan reda di depan sekolahnya. Tapi lama kelamaan hujan tak kunjung berhenti, Sammy mulai merasa cacing cacing yang ada di perutnya mulai memberontak, ia melirik jam tangan kesayangannya.

“Aduh sudah jam 3 sore... ” ia mulai cemas, mamanya akan mengkhawatirkannya.

Akhirnya ia nekat menerobos hujan, ia mendekap tas birunya erat erat, ia tak mau buku-bukunya basah. Ia berlari dengan cepat menuju ke Halte yang berada di ujung gang sekolahnya, maklum sekolah Sammy masuk gang. Sesampainya di halte ia duduk sambil menunggu angkutan. Semakin sore hujan semakin lebat, hal itu menambah kejengkelannya.

“Hai Sam, sendirian neh...” sapa seorang cowok yang mengagetkannya.

“Eh Ardi, bikin kaget saja kukira tadi siapa” jawab Sammy basa basi.

“Nih pakai saja payungku, daripada kamu jadi satpam halte sampai nanti nunggu hujan reda hehehehe.” canda Ardi sambil memberikan payungnya ditangan Sammy, lalu berlalu meningalkan Sammy dan berlari.

“Tapi Ar...” Sammy ingin menolak tetapi Ardi sudah berlalu. Akhirnya ia pulang, dan memakai payung yang dipinjamkan Ardi.

Setibanya di rumah, Sammy mendapat berbagai kultum dari mamanya. Tapi Sammy tahu bagaimana melunakan hati mamanya, ia memeluk mamanya dan mengecup pipi mamanya. Mamanya tak bisa berbuat apa-apa, karena Sammy adalah putri semata wayangnya, ia sangat menyayangi Sammy.

Malamnya Sammy menelepon Nina, sahabatnya. Ia menceritakan semua tentang kejadian Ardi yang meminjamkan payungnya pada dirinya. Sammy sedikit merasa bersalah, karena Ardi harus hujan-hujanan.

“Sudahlah Sam, kamu jangan berpikir seperti itu, bukankah ia memang sudah lama suka denganmu Sam” Nina mulai membujuk Sammy agar tidak merasa bersalah seperti itu.

“Yuga, aku tahu kamu siapa, kamu itu orang paling cuek sedunia.... kenapa untuk hal seperti ini kamu mesti merasa begitu, wagh jangan jangan kamu suka ya sama Ardi....::”” canda Nina

“Eh tidak kok, aku hanya merasa ”ucap Sammy membela diri

“Ah sudahlah mengaku saja.... Besok kamu latihan basket kan? Minggu kemarin kamu sudah bolos sekarang mau alasan apa lagi, apa mau selamanya menghindari Ardi.. sudahlah, kalau kamu memang tidak suka dengan Ardi lalu kenapa mesti menghindar seperti itu. Kamu tega tim kita cuma berempat ha??” omel Nina.

“Iya non besok aku latihan, dan satu lagi aku tidak menghindari Ardi tapi memang ada urusan.” Ujar Sammy sewot

“Kalau memang tidak suka kenapa mesti sewot jawabnya.... Ya udah aku mau keluar sama kakakku.. Jangan lupa besok masuk... tut tut tut” terdengar Nina menutup teleponnya.

Sammy masih memikirkan pembicaraanya dengan Nina di telepon tadi, memang Nina adalah sahabat dekatnya dan dia jusa teman Ardi. Jadi tak khayal kalau dia mendukung bila Sammy dan Ardi memang berpacaran. Sebenarnya hatinya sudah mulai terbuka tapi ia masih ragu dengan isi hatinya.

Keesokan harinya Sammy benar benar ikut latihan basket. Itupun karena pagi-pagi Nina sudah menggedor-gedor pintu kamarnya.Setelah melakukan pemanasan semua anggota mulai memisah menjadi kelompok putri dan putra.

“Sudah kalau memang kamu tidak ada rasa dengan Ardi paling tidak kalian bisa berteman.. kan..?? sudahlah Sam jangan naif seperti itu” kata Nina sambil memberikan cheespass pada Sammy, dilanjutkan Sammy yang memberikan contoh lay up pada anggota baru.

Sammy segera melakukan lay up dan ia berhasil memasukan ke ring. Ia hanya terdiam lalu melakukan beberapa shotting. Setelah cukup lama memberikan latihan pada anggota baru, mereka menuju ke pinggir lapangan.

“Minggu depan ada turnament Sekota Malang di SMA 5, aku ingin kalian bisa ikut, sambil belajar cara bermain lawan, selama ini lawan kalian kan selalu anak-anak kabupaten, jadi mulai minggu depan akan ada latihan ekstra saat jam sekolah.” kata pelatih basket.

“Pokoknya Mas Pong yang minta ijin sama Kesiswaan ya, kita kan nggak berani.. ” papar Grece yang dibalas dengan anggukan Mas Pong..

“Sudah Grece, oh ya kamu pasangan foward sama Miko, nanti biar guard nya Nina dan Sammy, lalu Centernya Dona. Lalu yang lainnya jadi cadangan. OK. Nanti kita ada latihan dengan SMP 4. ” Kata Mas Pong mantab.

“Wagh asyik tuh Mas, aku ingin balas dendam ke Si gendut itu, masa kemarian aku diseruduk... dia seperti banteng saja.” kata Nina.

“Wagh nanti aku bantu nyeruduk dia saja Nin hhahahahha” kelakar Grece.

Nina, Grece, Miko, Cynthia menuju ke warung depan sekolah. Sedangkan Sammy masih asyik melatih three point nya. Lalu Ardi menghampirinya dan mengajaknya bertanding man to man. Mereka lalu latihan man to man, dan pertandingan itu dimenangkan Ardi.

“Ahh kamu curang Sam tadi...”keluh Ardi.

“Ahh meskipun aku curang kamu tetap saja menang kan...” kata Sammy sebal dan menyandarkan tubuhnya di tembok.

“Kemarin terima kasih ya payungnya... berarti kamu kemarin kehujanan juga ya?? ” tanya Sammy sambil memandangi Ardi.

“Aku lebih nggak tega kalau kamu yang kehujanan Sam... ” kata Ardi lirih hingga tak terdengar.

Meskipun pelan Sammy tahu, dan dapat mendengar jelas kata-kata Ardi barusan. Dia juga tahu maksud Ardi sebenarnya.

“Sam.. aku ingin mengatakan sesuatu ke kamu” kata Ardi.

“Iya Ar..” Sammy kikuk... sambil memandang Ardi.

“Aku sebenarnnya sudah lama, punya perasaan ini, tapi aku selalu takut mengutarakannya, aku takut kamu nggak mau bertemu dengan aku lagi kalau aku membicarakannya... Sam aku sayang kamu...” kata Ardi sambil memandang Sammy.” Kata Ardi dengan mantab seolah-olah ia tengah melepaskan beban berat yang selama ini tengah ia pikul.

Sammy terdiam ia bingung harus menjawab apa. Ia bingung harus menjawab apa, ia ragu mengeluarkan kata-kata. Sedang Ardi terus mamandanginya, menunggu jawaban dari dirinya, Sammy semakin tersipu ketika matanya beradu dengan Ardi. Wajahnya memerah.

“Aku maklum kalau kamu memang tak bisa menjawabnya sekarang, tapi aku tetap akan menungu jawabanmu itu Yuga.” Kata Ardi, lalu berlalu, meninggalkan Sammy.

Di jalan waktu pulang...

“Woy Bu, asyik bener nglamunnya, ampe aku dari tadi cerita dicuekin mulu....” kata Nina yang mengagetkan Sammy.

“Eh Ampun kukira ada gempa, bikin kaget orang saja,” jawab Sammy dengan setengah kaget juga

“Kamu tidak mau lagi jadi temanku lagi Sam??” Kamu biasanya selau cerita kepadaku setiap kali ada masalah, bahkan hal yang paling rahasia sekalipun, tapi kenapa sekarang kamu hanya diam saja” Kata Nina lirih.

Sammy tak bisa mengelak perkataan Nina, ia memang tak pandai berbohong, akhirnya ia menceritakan semua pada Nina, Nina ingin sekali agar mereka jadian, tetapi semua keputusan ada di tangan sahabatnya itu, ia tak akan memaksa keduanya. Pada akhirnya keduanya masih bingung tapi, Sammy merasa lebih lega dengan bercerita kepadanya.

Keesokan harinya Nina dan Sammy sedang lari sore di sekitar rumah Sammy, tak sengaja Sammy sekilas melihat sosok yang ia kenal.

“Hai, kamu Haris kan??” Sapa Sammy mengagetkan cowok itu.

“Eh.. iya.. tunggu dulu aku seperti kenal kamu.. Kamuu Yuga ya,.. Iya Kamu pasti Yuga. Aku masih ingat.” Jawab cowok itu sambil melambatkan larinya untuk menjajari Sammy dan Nina.

“Kukira sudah lupa dengan aku, bagaimana kabar mu?. Oh ya kenalkan ini temanku Nina” kata Sammy sambil menoleh ke arah Nina.

Baik saja.. seperti yang kamua lihat sekarang..” jawab haris

“Hai Haris..”kata Haris sambil menyalami Nina.

“Hay Nina..” Jawab Nina ramah.

“Eh maaf aku harus pergi mengantar mama.. aku duluan ya. Nanti biar aku main ke rumahmu Sam aku ingin ngobrol denganmu Dagh...” kata Haris Sambil melambaikan tangan dan berlalu.

Nina bingung ketika melihat sahabatnya yang tak henti-hentinya memandangi kepergian Haris.

“Woy nglamun saja kerjaannya. Atau jangan-jangan kamu suka ya dengan Haris..”. tebak Nina.

“Eh enggak kok,” Jawab Sammy tersipu malu.

“Eh aku sudah capek, pulang yuk.” Ajak Sammy mengalihkan pembicaraan.

Seminggu kemudian..

Nina sedang mencari kado bersama kakak sepupunya, Izmi, dan tanpa sengaja ia bertemu dengan Haris bersama seorang cewek yang cantik. Ia pun menyapanya, dan mengenalkannya pada kakak sepupunya, setelah berbicara cukup lama, Haris minta ijin pulang dahulu. Setelah cukup jauh Haris meninggalkan keduanya.

“Nin, kamu kenal Haris dimana?, sebaiknya kamu jangan terlalu dekat dengan dia, dia itu anak nakal,” kata kakak sepupunya.

“Aku kenal dia lewat temanku Kak, Ah masak sih Kak dia kelihatan baik dan sopan kok.” Jawab Nina yang setengah keheranan juga.

“Kakaknya itu teman Kakak, jadi kakak juga lumayan tahu tentang kelakuan jelek Haris itu, mulai dari playboy-nya, mabuk-mabukan-nya, kakak Haris sering mengeluh pada Kakak tentang kelakuan adiknya itu, padahal dahulu Haris anak yang baik kata kakaknya, tapi kini dia sudah berubah.” kata Izmi.

“Sungguh..!!!??. tapi kenapa tadi dia tidak mengenal Kak Izmi kalau memang teman Kakaknya” balas Nina yang penuh keheranan dan ketidakpercayaan.

“Dia kan jarang pulang jadi kalau kakak pergi ke rumahnya, dia juga tak ada di rumah, lagi pula setahun yang lalu kakaknya mulai kos, jadi kakak sudah lama tak ke rumahnya lagi” papar Izmi.

Dan Izmi pun menceritakan semua tentang Haris dan keluarganya.

3 bulan kemudian...

“Yuga, kamu bisa memberi alasan untuk semua ini... ” bentak mamanya, yang marah melihat nilai rapor Sammy yang menurun. Sammy cuma bisa terdiam, ia tak tahu lagi harus memberi alasan apa untuk nilai rapornya.

Malamnya ia menelepon Nina, ia menceritakan semuanya. Nina pun tak bisa terlalu memberinya solusi selain agar ia memutuskan pacarnya sekarang, “Haris”. Ia sadar kini telah membuat sebuah kesalahan, ia dulu telah menolak Ardi yang mencintainya dengan tulus, lalu ia menerima cinta dari Haris. Sebenarnya Haris dulu anak yang baik dan pandai hal itulah yang membuat Sammy menerimanya selain itu juga untuk menolak Ardi yang dirasanya terlalu baik untuk dia. Tapi ternyata semua hanya kedok, agar Sammy mau menerimanya, Haris sering pulang larut malam hanya untuk bersenang-senang, dan Sammy pun terpengaruh olehnya, hingga ia lupa waktu, dan Nina memang sudah berkali-kali menasehatinya tapi Sammy tetap keras kepala, dan tetap membela Haris. Kini sudah terlambat, dan Sammy benar-benar tak tahu apa yang harus diperbuatnya.

Sam aku cuma nasehati kamu, aku tidak marah kamu menolak Ardi, tapi please jangan sama Haris, dia tuh anak nakal Sam” kata Nina sambil memegang kedua bahu Sammy

Sudah Nin, aku tahu kamu temannya Ardi makannya kamu bela dia kan, tapi Nin sejak dulu aku sudah ik houd van dengan Haris , bahkan jauh sebelum aku kenal Ardi. Kalau kamu memang sahabat aku, seharusnya kamu dukung aku...” jawab Sammy tak kalah emosi dengan Nina.

Tapi bukan itu saja peran sahabat Sam, tapi aku juga punya hak untuk menasehati kamu, kalau memang ada sesuatu yang aku sangat tahu itu tidak baik untuk kamu..” potong Nina.. yang mulai meninggalkan Sammy.

Tapi apapun keputusan kamu aku tetap sahabat kamu yang selalu ada untuk kamu Yuga..”kata Nina.....